Agama Buddha tidak menganggap pernikahan sebagai suatu
kewajiban atau keharusan bagi perumah tangga. Sebagai umat Buddha ada dua
pilihan dalam mejalani hidup, yaitu memilih untuk berumah tangga (Gharavasa) atau meninggalkan kehidupan
berumah tangga (Pabbajita). Pernikahan pada dasarnya merupakan hak pribadi dan
sosial, bukan suatu kewajiban. Seorang lelaki maupun perempuan memiliki
kebebasan
memilih untuk menikah atau tetap hidup sendiri. Hal ini tidak berarti
kalau ajaran Buddha menentang pernikahan. Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang akan berkata bahwa pernikahan adalah hal yang buruk dan tidak ada ajaran
agama apapun yang menentang pernikahan. Dalam Sigalaka Sutta/Sigalovada Sutta Sang Buddha menjelaskan kepada
seorang perumah tangga yang bernama Sigalaka. salah satu syair yang dijelaskan
oleh Sang Buddha kepada Sigalaka yaitu bagaimana seorang istri harus dicintai
oleh suaminya atau sebaliknya (dipandang sebagai arah barat).
1.
Dengan Menghormatinya
Seorang suami hendaknya menghormati istri, begitupun sebaliknya.
Apabila rasa hormat saling ditunjukkan oleh kedua belah pihak maka rumah tangga
bahagia akan didapatnya.
2.
Dengan Bersikap Ramah Tamah
Perselisihan yang terjadi dalam suatu rumah tangga biasanya disebabkan
karena rasa kasih sayang yang sudah mulai luntur. Sikap ramah tamah harus
selalu menjadi utama dalam setiap komunikasi. Karena dengan bersikap ramah
tamah antara suami maupun istri perselisihan tidak akan terjadi.
3.
Dengan memberikan kesetiaan
Kesetiaan merupakan kunci rumah tangga bahagai. Dengan memiliki
rasa cukup dan bersyukur akan membuat suami atau istri setia. Wujud kesetiaan
dapat diwujudkan dalam segala hal. Hanya dengan selalu berkomunikasi yang baik
juga sudah menjadi salah satu wujud kesetiaan.
4.
Memberikan Wewenang Rumah
Tangga
Kewajiban suami dan kewajiban istri berbeda, seorang suami harus
memberikan hak kepada istri untuk mengatur kondisi rumah. Sebagai seorang istri
juga harus menjaga barang-barang yang diberikan suami dari hasil bekerja.
5.
Tanggung jawab
Terampil dan rajin dalam melakukan segalanya dengan tanggung
jawab adalah kewajiban seorang istri. Dengan memberi barang-barang seperti
perhiasan dll juga menjadi tanggung jawab sebagai seorang suami.
Atas lima cara inilah seorang istri mencintai suaminya dan
seorang suami mencintai istrinya yang dipandang sebagai arah barat. Demikianlah
arah barat ini dilindungi, diberikan kedamaian dan dibebaskan dari ketakutan
oleh seorang istri dan anak.